Pengertian, Komponen, dan Teori Komunikasi - ANNEAHIRA.COM
Ilustrasi teori komunikasi
Tahukah Anda jenis-jenis teori komunikasi? Ada banyak teori komunikasi yang dapat dipelajari. Namun sebelum membahasnya, kita akan membahas komunikasi terlebih dahulu. Manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan serta pengalaman mereka.
Komunikasi dapat terjadi jika ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh karena itulah, komunikasi bergantung pada kemampuan seseorang untuk dapat memahami satu dengan yang lain.
Secara umum, komunikasi dilakukan secara lisan yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Jika tidak ada bahasa lisan yang dapat dimengerti, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gerak badan, seperti tersenyum, mengangkat bahu, menggelengkan kepala, dan lain-lain.
Teori Komunikasi - Pengertian
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis (sama). Communico, communication, atau communicare artinya membuat sama. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi (yang berupa pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Dengan komunikasi, perasaan maupun sikap seseorang dapat dipahami oleh pihak lain.
Teori Komunikasi - Komponen Komunikasi
- Komunikator (sender) atau pengirim yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
- Pesan atau messege yaitu isi atau maksud yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
- Saluran (cahnnel). Saluran dalam komunikasi antarpribadi dapat berupa udara yang mengalirkan getaran suara.
- Penerima pesan.
- Umpan balik (feedback).
- Aturan yang disepakati oleh pihak-pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.
Beberapa Teori Komunikasi
1. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas ketidaknyamanan seseorang (diakibatkan oleh sikap, perilaku, dan pemikiran yang tidak konsisten) dan memotivasi seseorang untuk mangambil langkah demi meminimalisir ketidaknyamanan yang dialaminya.
Asumsi
Beberapa asumsi atau anggapan dasar dalam teori disonansi kognitif adalah:
- Manusia mempunyai hasrat akan adanya konsistensi pada sikap, keyakinan, dan perilakunya. Hal yang perlu ditekankan dalam teori ini adalah sebuah model mengenai sifat dasar manusia (mementingkan adanya stabilitas dan konsistensi).
- Disonansi tercipta oleh inkonsistensi biologis. Artinya, teori ini mengacu pada fakta-fakta yang tidak konsisten secara psikologis antara satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi kognitif.
- Disonansi adalah sebuah perasaan tidak suka yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan dengan dampak-dampak yang tidak dapat diukur. Teori ini menekankan seseorang yang ada dalam disonansi, memberikan keadaan yang tidak nyaman. Akhirnya, ia akan melakukan tindakan untuk keluar dari ketidaknyamanan itu.
- Disonansi akan mendorong usaha untuk mendapatkan konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Teori ini menganggap bahwa rangsangan disonansi yang diberikan akan memotivasi seseorang inkonsistensi tersebut dan mengembalikannya pada konsistensi.
Cara Mengatasi Disonansi
- Mengurangi pentingnya keyakinan disonan kita.
- Menambah keyakinan yang konsonan.
- Menghapus disonansi dengan cara tertentu.
2. Teori Pengurangan Ketidakpastian
Teori ini adalah salah satu teori komunikasi yang mengulas strategi untuk mengurangi ketidakpastian kognitif dan perilaku dengan pencarian informasi melalui komunikasi dengan orang lain. Ketidakpastian kognitif mengacu pada tingkat ketidakpastian yang dihubungkan dengan keyakinan dan sikap tersebut. Sementara itu, ketidakpastian perilaku mengacu kepada ketidakpastian yang dihubungkan dengan perilaku.
Asumsi
- Seseorang mengalami ketidakpastian dalam latar belakang interpersonal. Artinya, seseorang cenderung tidak memiliki definisi yang akurat terhadap orang yang baru dikenalnya.
- Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak mengenakkan dan dapat mengakibatkan stres secara kognitif. Seseorang akan berusaha mencari informasi untuk mengurangi ketegangan yang ada.
- Seseorang akan membuat dugaan awal berdasarkan persepsinya ketika bertemu dengan orang baru.
3. Teori Pelanggaran Harapan
Teori ini menggambarkan bahwa seseorang mempunyai harapan terhadap jarak perilaku nonverbal orang lain yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya. Teori ini beranggapan bahwa komunikasi sebagai pertukaran informasi dapat dianggap positif atau negatif bergantung pada rasa suka atau harapan antara dua orang yang berinteraksi.
Asumsi
- Harapan mendorong terjadinya interaksi antarmanusia.
- Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari.
- Seseorang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal.
Definisi Teori Komunikasi Menurut Para Ahli
Secara umum, teori komunikasi dapat diartikan sebagai pandangan atau strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk suatu perkara atau persoalan yang akan dilaksanakan. Berikut ini pengertian teori kumunikasi menurut pada pakar.
Menurut Cragan dan Shield, teori komunikasi merupakan hubungan di antara konsep teoritikal yang meambantu memberi, baik secara keseluruhan atau sebagian, keterangan, penjelasan, penerangan, penilaian, atau ramalan tindakan manusia berdasarkan komunikator (orang) yang berkomunikasi (bercakap, menulis, membaca, mendengar, menonton, dan sebagainya) untuk jangka waktu masa tertentu melalui media.
Menurut Little John, teori komunikasi adalah satu teori atau sekumpulan “pemikir kolektif” yang didapati dalam keseluruhan teori, khususnya yang berkaitan dengan proses komunikasi. Sementara itu, Borman mengungkapkan bahwa teori komunikasi adalah satu perkataan atau istilah yang merupakan payung untuk semua perbincangan dan analisis yang dibuat secara berhati-hati. Sistematik dan sadar tentang komunikasi.
Hendri Yusuf mengatakan bahwa teori komunikasi merupakan landasan bagi keberhasilan strategi promosi yang dilakukan peritel, termasuk olej jenis perusahaan lain dalam berbagai bidang industri. Teori ini menjelaskan siapa yang mengirim pesan apa, dengan cara apa, kepada siapa, dan bagaimana hasilnya.
Sementara itu, menurut Winda Yulia, teori komunikasi adalah komunikasi yang mengacu pada proses pertukaran pesan dan sinyal di antara aktor-aktor sosial sebagai elemen penting dalam konstruksi arti dan persepsi, yang merupakan kepedulian sentral dalam model tersebut.
Jenis Teori Komunikasi Secara Kontekstual
Berdasarkan konteks dan tingkatan analisisnya, teori komunikasi dapata dibagi menjadi beberapa teori. Berikut ini penjelasannya.
1. Teori Komunikasi Intrapersonal
Teori komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Komunikasi intrapersonal ini berfokus pada bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Pada umumnya, teori komunikasi intrapersonal ini membahas tentang proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancaindera.
2. Teori Komunikasi Interpersonal
Yang dimaksud dengan teori komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langung (nonmedia) maupun tidak langsung (media). Teori komunikasi interpersonal ini berfokus pada bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi, dan karakteristik komunikator.
3. Teori Komunikasi Kelompok
Teori komunikasi kelompok ini berfokus pada interaksi yang terjadi di antara orang-orang dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok pun melibatkan komunikasi antara pribadi, tapi pembahasannya berhubungan dengan dinamika kelompok, efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola, dan bentuk interaksi serta pembuatan keputusan.
4. Teori Komunikasi Organisasi
Teori komunikasi organisasi mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komuniksai formal dan informal. Pembahasan teori komunikasi organisasi menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
5. Teori Komunikasi Massa
Yang dimaksud dengan teori komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui meadia massa yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa ini melibatkan 4 teori komunikasi sebelumnya. Secara umum, teori ini memiliki fokus pada hal-hal yang berhubungan dengan media dan masyarakat, hubungan atar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak komunikasi massa terhadap individu.
Teori Komunikasi - Proses Komunikasi
Menurut teori komunikasi, terjadinya komunikasi menimbulkan proses komunikasi. Pengertian komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Proses komunikasi bisa terjadi jika ada interaksi antar manusia dan adanya penyampaian pesan untuk mewujudkan motid komunikasi.
Berikut ini tahap-tahap proses komunikasi.
- Penginterpretasian. Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi mucul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikirkan dan rasakan ke dalam pesan.
- Penyandian. Tahap ini disebut juga encoding.
- Pengiriman. Proses ini terjadi saat komunikator melakukan tindakan komunikasi.
- Perjalanan. Tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan.
- Penerimaan. Tahap ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi.
- Penyandian balik. Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima.
- Penginterpretasian. Tahap ini terjadi pada komunikan.
Itulah penjelasan mengenai teori komunikasi. Semoga bermanfaat!
Teori Komunikasi - Ide, Jaminan Komunikasi Efektif
Dalam teori komunikasi, secara singkat komunikasi bisa didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (khalayak penerima pesan) dalam waktu tertentu melalui saluran yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut, unsur-unsur penting dalam komunikasi adalah pesan, media, komunikator dan komunikan.
Berangkat dari definisi tersebut pula, disadari atau tidak, sebenarnya komunikasi adalah bagian integral dari kehidupan menusia itu sendiri. Bahkan mungkin sebelum ditemukan bahasa verbal, komunikasi tetap berjalan antara individu dengan individu, atau antara individu dengan kelompok. Bayi yang baru lahir saja sebenarnya telah melakukan komunikasi dengan lingkungannya, yakni berupa bahasa gerak dan simbol tangis.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, apa pun profesinya dan dimana pun ia berada. Namun sekalipun komunikasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tak menjamin komunikasi selalu berhasil dan tepat sasaran. Kenapa? Itu dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Dengan persepsi yang berbeda itu seseorang juga memberikan tanggapan yang berbeda pula.
Pada saat komunikasi dan memilih media atau saluran tertentu untuk berkomunikasi, selalu ada bias yang disebabkan oleh berbagai hal. Dengan demikian, agar komunikasi berjalan dengan benar dan berhasil mencapai sasaran, hendaknya sebelum komunikasi selalu memperhatikan masalah sumber, pesan, saluran atau media, dan penerima pesan atau komunikan. Semua komponen komunikasi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Teori Komunikasi - Komunikasi Efektif
Komunikasi akan dianggap berhasil atau efektif manakala pesan bisa tersampaikan dengan tepat kepada sasaran. Ciri bahwa pesan yang disampaikan telah sampai dengan tepat, dapat dilihat dari pengaruh kepada komunikan (efek) dan reaksi umpan balik dari komunikan kepada komunikator atau sumber informasi (feedback).
Agar komunikasi dapat mencapai sasaran, seorang komunikator atau sumber yang akan menyampaikan informasi, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Tetapkan ide atau gagasan yang ingin disampaikan dengan jelas. Ketidak jelasan atau ide yang samar-samar akan menyebabkan faedback dan efek yang keliru juga. Ide yang tidak jelas akan memperbesar bias.
- Tetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi tersebut. Hal ini penting untuk menjadi acuan ketika mendapatkan faedback dari komunikan.
- Mengetahui lingkungan fisik dan orang-orang di sekitarnya yang menjadi komunikan, mutlak diperlukan. Pengetahuan ini akan membantu dalam hal memilih saluran atau media yang akan dipergunakan secara metode atau bentuk komunikasi yang akan diselenggarakan.
- Komunikasikan hal-hal yang penting dan berharga.
- Komunikasikan hal-hal penting secara singkat untuk mengurangi salah penafsiran dari pesan yang disampaikan tersebut.
- Seorang komunikator perlu menjadi pendengar yang baik, terutama ketika menerima efek atau faedback dari komunikan. Manakala komunikator bisa menjadi pendengar yang baik, ia akan bisa menilai sejauhmana efektivitas pesan yang telah disampaikannya.
Teori Komunikasi - Model Komunikasi
Ada beberapa model komunikasi yang dikenal. Hal ini tergantung kepada tingkat pengetahuan, sosial budaya, dan latar belakang komunikan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, seorang komunikator akan bisa menentukan model mana yang akan dipergunakan dalam menyampaikan pesan tertentu pada saat tertentu pula.
Beberapa metoda komunikasi yang dimaksud antara lain:
• Komunikasi Satu Tahap
Dalam model komunikasi satu tahap, seorang komunikator menyampaikan pesan secara langsung kepada komunikan. Dengan demikian, dalam metode ini, kemungkinan akan terjadinya komunikasi satu arah. Efek atau faedback bisa langsung diterima pada saat disampaikannya pesan.
• Komunikasi Dua Tahap
Berbeda dengan komunikasi satu tahap, dalam komunikasi dua tahap, pesan kepada komunikan disampaikan melalui pihak-pihak tertentu terlebih dahulu. Pihak kedua inilah yang akan menyampaikan pesan tersebut kepada komunikan. Dalam model komunikasi dua tahap, perlu dirinci secara detail tujuan pesan, karena kemungkinan terjadinya bias atau salah interpretasi, terbuka lebar.
• Komunikasi Banyak Tahap
Pada model komunikasi ini, pesan disampaikan tidak hanya dengan menggunakan komunikasi satu dan dua tahap, melainkan melalui berbagai tahap. Model komunikasi ini bisa dijelaskan sebagai pesan berantai. Tingkat bias juga semakin tinggi.
Sebagai illustrasi bisa dianalogikan dengan permainan pesan berantai, yakni beberapa orang berbaris, kepala kelompok menerima pesan dari komunikator dengan cara dibisikkan. Kepala kelompok menyampaikan pesan tersebut kepada anggota di belakangnya, begitu seterusnya sampai ke anggota paling belakang. Ketidaktepatan meramu pesan, membuat pesan yang diterima menjadi kacau dan keliru.
Teori-teori Komunikasi
Ilmu komunikasi mempunyai kaitan erat dengan manusia. Sebab, ilmu komunikasi merupakan ilmu human communication. Proses yang terjadi pada diri manusia mutlak melalui perantaraan komunikasi. Oleh karena itu, teori komunikasi pun harus bisa menjelaskan fenomena sosial dan alasan semua itu terjadi. Terutama komunikasi massa, yang harus menjelaskan fenomena yang berkaitan erat dengan manusia.
Media massa merupakan alat utama dalam komunikasi massa, keterkaitan antarfenomena itu tidak akan lepas dari media massa. Ini berarti bagaimana media massa, memengaruhi, membentuk, dan mengarahkan hidup manusia. Bagaimana pula fenomena media massa bisa menjelaskan berbagai aktivitas manusia dalam pergaulan sosialnya. Dennis McQuail pernah memberikan beberapa jenis teori-teori komunikasi sebagai berikut:
1. Teori Ilmu Pengetahuan Sosial
Teori ini berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa yang bersumber dari observasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat objektif. Sumber teori ini merupakan kenyataan tentang media. Dalam penerapannya jenis teori komunikasi ini sering bergantung pada ilmu sosial lainnya. Contohnya, teori yang menerangkan hubungan antara televisi dengan perilaku agresif.
2. Teori Normatif
Teori ini berkenaan dengan masalah bagaimana seharusnya media berperan ketika serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut. Jenis teori ini begitu penting karena berperan dalam membentuk institusi media. Bahkan media berpengaruh besar dalam membantu apa yang diharapkan oleh publik media, organisasi, serta pelaksana organisasi sosial itu sendiri.
3. Teori Praktis
Pada awalnya teori ini dikembangkan oleh para praktisi media. Teori ini menyuguhkan penuntun tentang tujuan media, cara kerja yang seharusnya diharapkan agar seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya lebih abstrak, serta cara-cara pencapaian beberapa pencapaian tertentu.
Sebuah teori masuk dalam rumpun teori praktis karena bisa membantu menemukan jawaban masalah, misalnya "Apa yang dapat menyenangkan publik?", "Faktor apa sajakah yang membuahkan hasl?", "Berita seperti apakah yang berharga atau mempunyai nilai berita?", dan "Bagaimana tanggungjawab wartawan dan media tertantu dalam situasi tertentu pula?"
4. Teori Akal Sehat
Teori ini merupakan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki setiap orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat. Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri, artinya mempunyai seperangkat gagasan tentang media tersebut.
Misalnya gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, peran media dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seharusnya membaca koran atau menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha, atau melalui pengalamannya sehari-hari.
5. Teori Kritis
Teori kritis ini merupakan penambahan teori baru yang dikemukakan oleh Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis. Teori ini tertarik untuk membahas ketidaksamaan dan ketertindasan akibat sistem. Teori kritis tidak terus-menerus mengobservasi, tetapi yang lebih penting adalah mengkritik. Sebagian besar dari teori kritis membahas conflic of interest (konflik kepentingan) di dalam masyarakat dan dominasi yang terus-menerus dilakukan oleh sebuah kelompok atas kelompok lain.
Teori kritis ingin membongkar sesuatu yang dianggap tidak adil karena tiadanya kesamaan dan semakin munculnya ketertindasan. Penganjur teori ini merasa memiliki tanggungjawab tidak sekadar mengkritik, tetapi bekerja sebagai agen akitif perubahan dan kalau perlu dilakukan secara radikal.
Sementara itu, untuk mengklasifikasikan teori komunikasi, juga bisa didasarkan pada tujuan goal-nya. Tujuan teori sosial adalah memprediksikan dan mengontrol. ia mengukur fenomena atau atribut situasi dalam usaha untuk mencoba menemukan kecenderungan yang dapat diukur. Tujuan di sini sebagaimana dalam teori kritis adalah emansipasi dari dan perubahan dalam peraturan sosial yang dominan.
Dengan demikian, sebuah teori komunikasi setidaknya-tidaknya tidak memuat beberapa hal sebagai berikut:
- Seperangkat pernyataan yang didefinisikan dalam kata kunci
- Menspesifikasikan hubungan antarkonsep
- Mendeskripsikan fenomena yang menggunakan konsep itu
- Menawarkan prediksi tentang fenomena
- Menyarankan penjelasan terhadap suatu kejadian