Konsep Dasar Modifikasi Perilaku dalam Penelitian Subjek Tunggal
Ilustrasi perilaku
Mendengar kata perilaku, tentu telinga pembaca semua sudah tidak asing. Dalam kehidupan, terdapat banyak sekali perilaku yang bisa dijumpai. Namun, tahukan Anda bahwa perilaku memiliki ruang khusus dalam bahasan psikologi, terutama jika digunakan untuk melakukan penelitian dengan subjek tunggal?
Berdasarkan psikologi behavioristik, adanya perubahan perilaku menandakan tengah terjadinya sebuah kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang dimaksud tentu saja yang sesuai dengan norma dan etika di tempat seseorang berada. Di samping itu, perubahan perilaku tersebut diperoleh secara sadar dan bersifat permanen.
Lebih jauh tentang perilaku, khususnya jika mengikuti pengertian perilaku behavioristik di atas, maka terdapat sebuah pekerjaan yang memiliki hubungan sangat erat dengan perilaku. Pekerjaan yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah pekerjaan sebagai tenaga pengajar atau guru. Ya, tenaga pendidik atau guru akan selalu terkait dengan kegiatan modifikasi perilaku (behavior modification).
Pekerjaan sebagai guru atau tenaga pengajar secara umum akan selalu berkaitan dengan perubahan-perubahan perilaku yang tergolong dalam dua kategori yakni, membentuk, membangun atau mempertahankan perilaku dan mencegah atau meniadakan perilaku negatif dari setiap peserta didik.
Yang dimaksud membangun atau membentuk perilaku yang baik, misalnya ketika seorang guru meminta siswa menghafal rumus atau kosakata baru, berlatih mengerjakan soal hitungan tanpa kalkulator, dan meminta peserta didik untuk senantiasa datang ke sekolah tepat waktu. Sementara mengurangi atau mencegah perilaku yang tidak baik, misalnya melarang berkelahi dengan teman, melarang membuat kegaduhan di kelas, atau melarang mengeluarkan kata-kata kasar dan sebagainya.
Dilihat dari kegiatan modifikasi perilaku, kegiatan mendidik dan meneliti merupakan dua kegiatan yang saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni mengubah perilaku negatif menjadi perilaku yang positif dan mempertahankan perilaku positif yang sudah dimiliki. Ketika seorang guru menemukan adanya perilaku negatif yang dilakukan peserta didik saat melakukan kegiatan belajar, biasanya guru tersebut akan mencari tahu penyebab perilaku negatif tersebut. Setelah diteliti dan diketahui penyebabnya, guru akan merancang sebuah metode pembelajaran yang sesuai agar mampu mengubah perilaku negatif yang ditemukannya menjadi sebuah perilaku positif yang bermanfaat bagi peserta didiknya.
Sejarah Singkat Modifikasi Perilaku
Sebelum lebih jauh membahas modifikasi perilaku, ada baiknya jika kita ketahui terlebih dahulu sejarah modifikasi perilaku itu sendiri. Secara umum, kegiatan modifikasi perilaku didasari oleh psikologi behavioristi, terutama teori stimulus respon yang dikemukakan oleh Pavlop dan dikembangkan oleh B.F. Skinner pada 1938.
Saat itu, Skinner membuat sebuah artikel yang di dalamnya menjelaskan tentang hasil eksperimennya pada seekor tikus. Atas dasar eksperimennya tadi, ia kemudian memperkenalkan konsep dan prinsip operant conditioning yang merupakan temuan baru dan pengembangan dari respondent conditioningnya Pavlop. Pada 1953, Skinner juga menerbitkan sebuah buku yang berisi penjelasan prinsip dasar psikologi behavioristik dalam kehidupan manusia.
Menurut psikologi behavioristik, pola-pola perilaku dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan dengan mengondisikan stimulus dalam lingkungan. Dengan demikian, perubahan perilaku sangat mungkin terjadi dalam kehidupan seseorang. Adapun mekanisme proses terjadinya suatu perilaku digambarkan secara visual dengan S > O > R, di mana S = stimulus, O = organisme (individu), dan R = response (perilaku atau aktivitas).
Berkaitan dengan gambaran secara visual tadi, dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan modifikasi perilaku selalu ada kaidah yang mendasari, yakni perilaku manusia selalu didahului oleh sebuah sebab. Kemudian, perilaku itu akan menghadirkan sebuah akibat. Selain itu, dalam modifikasi perilaku juga terdapat kaidah yang menyebutkan bahwa suatu perilaku jika diberi penguatan yang tepat, maka perilaku tersebut akan semakin sering dilakukan, sebaliknya jika suatu perilaku tidak diberi penguatan maka perilaku tadi akan terhenti.
Kaitan Perilaku dengan Penelitian Subjek Tunggal
Agar dapat memahami penelitian subjek tunggal yang berkaitan dengan modifikasi perilaku, seorang peneliti terlebih dahulu harus mengatahui konsep perilaku. Perilaku, dalam kehidupan sehari-hari bisa disamakan dengan istilah-istilah, seperti kegiatan, aktivitas, respon, aksi, dan reaksi. Lantas, apa sebenarnya perilaku itu? Secara sederhana, perilaku memiliki definisi sebagai sesuatu yang dikatakan atau dilakukan seseorang serta dapat diamati, dilihat, didengar, dan dirasakan oleh diri sendiri maupun orang lain.
Jika Anda sudah memahami konsep perilaku yang penulis maksudkan tadi, Anda tentu akan mudah membedakan mana yang tergolong perilaku dan mana yang bukan. Perhatikan pernyataan berikut, lalu bedakan mana yang tergolong perilaku dan mana yang bukan.
a. Motor Hoesein berwarna hitam.
b. Doni selalu sholat berjamaah di mesjid.
c. Lelaki berjanggut itu adalah penjaga kantor.
d. Setiap pagi Risa selalu meminum segelas kopi.
Jika memilih b dan d yang menyatakan perilaku, maka Anda sudah paham dengan apa yang dinamakan perilaku. Sekarang, coba perhatikan pernyataan berikut.
a. Risa mendapatkan bonus karena rajin bekerja.
b. Dua minggu selepas berdiet, Desi mengalami penurunan berat badan 10 kg.
Apakah kedua pernyataan tersebut dapat digolongkan ke dalam sebuah perilaku? Ya, Anda benar. Kedua pernyataan tadi bukan merupakan sebuah perilaku, melainkan hasil yang diperoleh atas perilaku yang sebelumnya dilakukan, yakni perilaku rajin bekerja dan perilaku berdiet.
Karakteristik Modifikasi Perilaku
Meskipun dalam awal sejarahnya modifikasi perilaku ini dilakukan Pavlop pada seekor tikus, namun seiring perkembangan zaman dan kebutuhan, kini modifikasi perilaku banyak juga diterapkan pada perilaku manusia, khusunya dalam proses pengajaran, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Sebelum melakukan kegiatan modifikasi perilaku, sebaiknya peneliti memerhatikan prinsif dan etika perilaku yang dapat dilihat berdasarkan karakteristiknya.
Adapun karakteristik modifikasi perilaku yang patut mendapatkan perhatian dari para praktisi yang bergerak di bidang modifikasi perilaku adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Pertama
Perilaku yang akan dimodifikasi sebaiknya yang terukur atau dapat diamati. Ukuran tersebut selanjutnya akan dijadikan indikator untuk menentukan tolok ukur pencapaian intervensi sehingga diketahui apakah tujuan intervensinya itu tercapai atau justru gagal.
2. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Kedua
Saat memilik prosedur atau teknik intervensi yang akan dipakai, hendaknya selalu diarahkan untuk mebgubah lingkungan seseorang. Tujuannya tentu saja untuk membantu subjek agar dapat berperilaku dan berpertisipasi dalam lingkup sosial seperti masyarakat. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekiatr subjek, baik itu yang berupa benda maupun kejadian sehari-hari di sekitarnya.
3. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Ketiga
Hendaknya rasional metode yang dipakai peneliti harus dapat dijelaskan secara logis dan dimengerti oleh orang lain. Tujaunnya agar praktisi lain yang bergerak di bidang yang sama dapat memahami prosedur tersebut, dan bukan mustahil akan mengulanginya lagi.
4. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Keempat
Upayakan agar teknik modifikasi perilaku yang digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari dan juga dapat digunakan oleh orang banyak, seperti guru, orangtua, dokter, perawat, peneliti, dan profesi lain.
5. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Kelima
Sebisa mungkin teknik dan prosedur modifikasi perilaku yang digunakan harus selalu didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi belajar secara umum.
6. Karakteristik Modifikasi Perilaku – Keenam
Modifikasi perilaku dilakukan berdasarkan pengetahuan ilmiah dan semua orang atau peneliti dan praktisi yang terlibat harus memiliki tanggung jawab yang sama.
Nah, itulah uraian singkat mengenai modifikasi perilaku yang bisa diterapkan dalam penelitian dengan subjek tunggal. Bagi Anda, khususnya mahasiswa dan peneliti dari berbagai profesi terkait, hendaknya mengetahui konsep-konsep yang diulas tadi sebelum memulai melakukan penelitian dengan subjek tunggal. Semoga bermanfaat!