Mengenal Penyebab Terjadinya Tsunami
Ilustrasi penyebab terjadinya tsunami
Tsunami menjadi populer di telinga masyarakat Indonesia sejak kota Banda Aceh luluh lantak pada bulan Desember 2004. Sebelumnya, meski tsunami sering terjadi kata itu kurang dikenal. Kebanyakan tsunami yang terjadi sebelum peristiwa Tsunami Aceh hanyalah tsunami kecil dan terjadinya pun lebih sering mengenai pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Tsunami besar yang terjadi di Banda Aceh itu membuka kesadaran banyak orang sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang penyebab terjadinya tsunami.
Penyebab Terjadinya Tsunami - Apa Itu Tsunami?
Kata tsunami ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu tsu dan nami. Tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sendiri berarti perpindahan air yang terjadi akibat perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Gelombang tsunami dapat merambat sangat jauh dengan kecepatan yang mampu meluluhlantakkan dataran sekitar pantai. Di laut dalam, gelombang tsunami bisa bergerak dengan kecepatan sekitar 500 - 1.000 km per jam; nyaris sama dengan laju kecepatan pesawat terbang. Jika sudah mendekati pantai, kecepatannya menurun tetapi ketinggiannya meningkat sampai puluhan meter.
Tekanan gelombang tsunami yang menerpa daratan dapat merusak segala yang ada. Pepohonan, bangunan, dan manusia luluh lantak diterjang tsunami. Gelombang tsunami juga menyebabkan kerugian karena dapat mencemari persediaan air tawar di daratan dengan air asin dari laut.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tsunami, di antaranya adalah gempa bumi bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, dan jatuhnya meteor ke laut.
Selain tsunami yang kita ketahui, ada juga tsunami besar yang disebut megatsunami. Megatsunami memiliki ketinggian gelombang lebih dari 100 meter. Megatsunami kini belum terjadi lagi. Tsunami dahsyat ini terakhir kali terjadi sekitar 4.000 tahun silam.
Megatsunami terjadi akibat longsor tanah yang sangat besar, misalnya keruntuhan sebuah pulau, atau meletusnya gunung berapi dahsyat, misalnya saat gunung Krakatau meletus. Jatuhnya meteor yang sangat besar juga bisa menyebabkan terjadinya megatsunami. Sebuah tsunami disebut megatsunami jika tsunami tersebut berhasil menenggelamkan pulau dan menyebabkan punahnya kehidupan.
Penyebab Terjadinya Tsunami: Gempa Bawah Laut
Gempa bumi di dasar laut ini merupakan faktor utama penyebab terjadinya tsunami. Tsunami yang menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010 berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi di bawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
- Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
- Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
- Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
- Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
Adalah Thucydides, seorang sejarawan Yunani, yang pertama mengaitkan gempa bawah laut dan peristiwa gelombang tsunami. Akan tetapi karena sampai abad ke-20 pengetahuan tentang tsunami dan penyebabnya masih sangat terbatas, belum ada pembuktian mengenai apa yang dikatakan olh Thucydides.
Barulah di abad 21 ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan pelaksanaan penelitian tentang tsunami dan penyebab terjadinya tsunami. Kemudian para ilmuwan mulai memahami bahwa getaran tektonik yang terjadi di permukaan bumi dapat menciptakan gelombang seismik, yang jika terjadi di bawah laut akan menimbulkan gelombang tsunami (terdorongnya air laut).
Gempa bumi sendiri diakibatkan oleh adanya pergerakan pada lempeng bumi. Di Indonesia, gempa bumi tektonik sering kali terjadi, baik di darat atau di laut. Hanya saja belakangan ini skala gempa tektonik yang terjadi tidak terlalu besar sehingga relatif tidak membahayakan.
Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam adalah akibat dari gempa bumi bawah laut. Begitu juga dengan tsunami Jepang pada tahun 2011 lalu.
Penyebab Terjadinya Tsunami: Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10 - 11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Gunung berapi yang dikenal mengandung cairan panas ini keberadaannya tersebar di seluruh penjuru dunia. Di wilayah bumi bersalju terdapat gunung api es (ice volcano) sedangkan di wilayah beriklim panas terdapat gunung api lumpur (mud volcano). Kedua jenis gunung berapi ini berpotensi menyebabkan gempa vulkanik.
Gempa vulkanik yang terjadi di bawah laut memiliki efek yang sama dengan gempa tektonik, yakni terjadinya gelombang tsunami. Meski sangat jarang, gelombang tsunami yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi biasanya relatif dahsyat. Apalagi jika gunung berapi tersebut berada di bawah laut. Salah satu gelombang tsunami besar yang diakibatkan meletusnya gunung berapi adalah pada saat meletusnya Gunung Krakatau.
Penyebab Terjadinya Tsunami: Longsor Bawah Laut
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
Longsor bawah laut bisa terjadi akibat gempa bumi (meskipun kecil) dan perubahan air laut. Longsor yang terjadi selapis demi selapis tidak terlalu berbahaya karena gelombang tsunami yang dihasilkan kecil dan beruntun. Akan tetapi jika longsor terjadi sekaligus (patahnya) maka akan menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang besar.
Selain di Bengkulu, konon tsunami yang menyerang pesisir selatan pulau Jawa pada tahun 2006 silam juga terjadi akibat longsor bawah laut. Kala itu terjadi gempa sebesar 7,2 Skala Richter yang berakibat pada longsornya tanah bawah laut.
Ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut biasanya adalah gelombang tsunami sangat besar dan tinggi meskipun gempa buminya tergolong kecil. Guncangan gempa kecil pun memicu rangkaian patahan bawah laut sehingga terjadi longsor.
Penyebab Terjadinya Tsunami: Hantaman Meteor
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami. Hal ini dapat diumpamakan dengan jika Anda melemparkan bola bowling ke dalam kolam renang, akan timbul rentetan gelombang yang cukup besar.
Sebuah meteor panas yang tidak habis terbakar oleh atmosfer bumi akan jatuh mengikuti gaya gravitasi bumi. Apabila jatuh ke laut, bukan hanya gelombang besar yang dihasilkannya tetapi juga ketidakseimbangan lempeng bawah laut.
Penyebab-Penyebab Terjadinya Tsunami yang Lain
Ada juga beberapa penyebab terjadinya tsunami yang lain, seperti badai tropis dan gempa akibat ulah manusia. Badai tropis yang dahsyat dapat menyebabkan timbulnya gelombang yang ukurannya lebih besar daripada gelombang biasa. Saat mencapai daratan, gelombang ini terlihat bagaikan tsunami; tetapi sebenarnya bukan. Gelombang badai seperti ini pernah terjadi di Myanmar pada bulan Mei 2008 silam.
Gempa akibat ulah manusia adalah gempa-gempa yang diakibatkan oleh faktor-faktor non-alamiah. Penyebab gempa ini biasanya adalah bom nuklir dan pengujian senjata perang lainnya di permukaan laut. Efek dari gempa ini sama dengan gempa tektonik dan vulkanik, yakni dapat memicu terjadinya tsunami.
Penyebab Terjadinya Tsunami - Mengetahui Rambatan gelombang tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 - 1000 km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang tetapi ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter.
Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.
Itulah informasi seputar tsunami dan penyebab terjadinya tsunami. Semoga bermanfaat!