Pengertian Kejiwaan - Pembentuk Kepribadian Seseorang
Ilustrasi pengertian kejiwaan
Terjadinya chaos atau kerusuhan antara dua wilayah yang berseteru umumnya diakibatkan oleh adanya gap atau celah sosial. Gap tersebut terbentuk karena kurangnya komunikasi dan sedikit pemahaman tentang kejiwaan antarindividu. Sebelum komunikasi dibangun, ada baiknya setiap individu memahami jiwa orang lain agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Lalu, apa pengertian kejiwaan itu?
Pembentukan Kejiwaan
Kejiwaan adalah tingkat kecerdasan, sifat dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi, adaptasi, dan minatnya terhadap sesuatu. Begitu ungkap Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, seorang psikolog kawakan Indonesia, dalam ceramah Psikologi Sosial yang sering disampaikan pada mahasiswa S1-nya.
Pembentukan kejiwaan dimulai sejak seseorang terlahir ke dunia. Tiap-tiap individu telah membawa bibit-bibit sifat dalam diri yang sepanjang proses kehidupannya akan senantiasa berkembang menjadi kejiwaan tertentu.
Selama proses itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya, pengalaman dan cara menghadapinya sesuai tingkat kesadaran atau usia, periode dalam menghadapi suatu masalah, kondisi mental dan fisik, dan bentuk tekanan yang diterimanya.
Bibit sifat dan faktor yang mempengaruhinya akan menyatu membentuk sifat dan mental yang kuat, akhlak, serta jiwa yang dapat dipelajari berdasarkan ilmu psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji tentang kejiwaan seseorang.
Pendekatan psikologi meliputi observasi. Untuk bisa memahami psikologis seseorang, hal paling utama yang perlu kita lakukan adalah mengamati bagaimana cara ia bersikap di depan orang lain, caranya duduk, bicara, dan pandangannya terhadap sesuatu.
Selain itu, ada cerita yang didapat dari orang-orang sekitarnya mengenai masa kecilnya atau saat bersekolah dulu. Mengobrol juga bisa menjadi sarana efektif untuk lebih bisa mengenal kejiwaan seseorang. Perlu diingat bahwa psikologis seseorang belum tentu sama dengan orang lain meskipun tinggal dalam satu keluarga. Bahkan, dalam satu atap.
Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti pola asuh, penerimaan atau daya tangkap yang menyangkut Inteligence Quotation, sifat dasar manusia yang mempengaruhi Emotional Quotation, dan ilmu pengetahuan yang diserapnya selama hidup.
Psikologi Ilmu Kejiwaan
Melalui sebuah perjalan panjang, psikologi menjadi bagian dari ilmu pengetahuan di dunia ini. Psikologi telah dikenal sejak zaman Aristoteles sebagai sebuah ilmu jiwa, yaitu ilmu tentang kekuatan hidup, sebelum kelahiran ilmu psikologi tahun 1879.
Pada waktu itu, Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala kehidupan. setiap makhluk hidup itu mempunyai jiwa karena jiwa adalah unsur kehidupan.
Berdasarkan perkembangannya, sejarah psikologi berkembang sejalan dengan perkembangan intelektual di benua Eropa dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai fungsi di dalam kehidupan manusia, terutama di dalam tingkah laku manusia. Beberapa fungsi ilmu psikologi adalah sebagai berikut.
- Psikologi berfungsi sebagai penjelas bagaimana, apa, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Kemudian, hasilnya berupa penjelasan atau bahasan yang bersifat deskriptif.
- Psikologi berfungsi untuk memprediksi apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Prediksi tersebut menghasilkan prognosa, prediksi, atau estimasi.
- Psikologi berfungsi sebagai pengendali tingkah laku tersebut agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut dilakukan dengan cara bertindak yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment, dan rehabilitas atau perawatan.
Di dalam kajiannya, ilmu psikologi berhubungan dengan ilmu-ilmu lainnya, sehingga psikologi sering disebut sebagai ilmu yang luas dan ambisius. Ilmu psikologi dibatasi dengan ilmu alam oleh ilmu biologi dan ilmu saraf. Dengan ilmu sosial, ilmu psikologi dibatasi oleh ilmu sosiologi dan antropologi.
Salah satu teori psikologi yang mmpelajari kejiwaan seseorang adalah teori Skinner. Teori Skinner disebut juga teori tingkah laku radikal (radical behaviorism).
Teori ini mengenai stimulus-respon, yang mempercayai bahwa setiap tingkah laku itu dapat diamati, dan didasari oleh respon positif atau negatif yang diterima. Respon positif berarti akan mendapatkan hadiah, sebaliknya, respon negatif menandakan akan mendapatkan hukuman. Skinner yakin bahwa manusia akan berusaha untuk mendapatkan respon positif atau hadiah dari apa yang dilakukannya.
Baik Skinner maupun Watson mempunyai pandangan yang sama, bahwa setiap tingkah laku manusia dapat diamati dengan menggunakan metode ilmiah. Tapi Watson tidak setuju kalau inner feeling (perasaan) dapat diamati. Watson yakin bahwa perasaan dapat dipelajari sebagai mana mempelajari ketrampilan-ketrampilan lainnya.
Teori behaviorism atau tingkah laku ini sangat berpengaruh, sehingga banyak ahli lain, seperti Edward C. Tolman, dan Clark L. Hull turut memformulasikan teori-teori mereka sendiri yang didapat dari hasil pengamatan di laboratorium, bukan melalui observasi introspeksi. Teori ini juga melahirkan banyak teori belajar yang menyangkut metode pembelajaran pada manusia dan hewan.
Selain itu, ada teori imitasi yang mempelajari kejiwaan seseorang. Teori imitasi (social learning theory) yang diutarakan oleh Bandura mengungkapkan bahwa ada 4 faktor yang harus dilakukan oleh seseorang untuk belajar melalui observasi, sebelum menirukan tingkah laku seseorang dari lingkungan tertentu.
Pertama, perhatian. Seseorang tidak akan bisa menirukan kalau tidak memberikan perhatian kepada objek yang akan ditirunya. Misalnya, seorang anak ingin meniru ibunya masak. Tentunya sang gadis harus memperhatikan ibunya terlebih dahulu sebelum bisa meniru.
Kedua, sebelum bisa meniru, seseorang harus bisa mengingat-ingat apa yang akan dia tiru. Ketiga, mempunyai kemampuan untuk melakukan hal yang sama. Untuk itu, seseorang yang ingin meniru harus mempunyai kemampuan fisik dan koordinasi kekuatan fisik yang memadai. Keempat, motivasi. Tidak mungkin seseorang akan meniru orang lain bila tidak ada motivasi dalam dirinya untuk melakukan hal tersebut.
Menurut Bandura, seseorang menirukan orang lain karena ingin mendapatkan pujian atau respon yang sama atau lebih dari orang yang akan ditirunya. Seorang anak kecil akan terus menirukan tingkah laku orang yang ditirunya selama dia mendapatkan senyuman, persetujuan, atau komentar positif dari orang-orang yang ada di lingkungannya. Bila hal tersebut tidak didapatkannya, dia akan berhenti meniru dan akan mencari objek lain untuk ditiru.
Bandura juga berpendapat bahwa objek yang ditiru adalah orang-orang yang menyenangkan. Misalnya, anak kecil cenderung menirukan orang-orang yang sayang dan baik kepadanya.
Dia akan meniru ayahnya selama ayahnya tersebut menjadi ayah yang baik dan sayang padanya. Bila suatu saat ayahnya menyakitinya, sang anak anak berhenti menirukan ayahnya. Begitu juga dengan orang-orang yang dipandang sukses, cakep, kaya, dan terkenal. Orang-orang seperti ini akan banyak ditiru oleh orang lain.
Dengan mengetahui teori-teori tersebut para guru dan pendidik lainnya dapat lebih memahami para peserta didik. Akan lebih mudah memberi mereka motivasi, baik motivasi dari dalam maupun motivasi dari luar.
Motivasi dari dalam (intrinsic motivation) dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman bahwa tak ada yang bisa membantu bila tidak mau membantu diri sendiri. Dari luar, dapat dengan mengambil contoh orang-orang yang telah sukses terlebih dahulu.
Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya. Psikologi kepribadian mempunyai hubungan dengan psikologi perkembangan dan sosial.
Hal tersebut karena kepribadian seseorang itu mengalami perkembangan dimulai sejak masih kecil dan dalam perkembangannya tersebut dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan lingkungannya.
Psikologi perkembangan adalah salah satu bidang psikologi yang mempelajari tentang perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk tingkah laku manusia tersebut, mulai dari lahir sampai tua.
Bidang psikologi perkembangan mempunyai kaitan erat dengan psikologi sosial. Hal tersebut dikarenakan dalam perkembangannya ada interaksi sosial di dalam tingkah laku manusia tersebut. Di dalam bidang psikologi sosial, dibagi menjadi tiga ruang lingkup studi. Tiga ruang lingkup studi tersebut adalah sebagai berikut.
- Di dalam psikologi sosial, mempelajari tentang studi pengaruh sosial terhadap proses setiap individu, seperti studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, dan sifat.
- Di dalam psikologi sosial, mempelajari tentang proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, dan perilaku meniru.
- Yang terakhir, psikologi sosial mempelajari tentang interaksi kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, dan kerjasama kelompok, dan persaingan.
Psikologi kepribadian sangat erat kaitannya dengan psikologi kejiwaan. Kepribadian adalah cerminan dari kejiwaan seseorang. Kepribadian adalah yang dibawa individu dalam ruang lingkup sosialnya. Seseorang akan mengenal kepribadian dan jati dirinya dalam hal beradaptasi dengan orang lain. Dari situlah, orang lain bisa menilai seperti apa orang tersebut.
Kejiwaan juga yang menggerakkan dirinya dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum memutuskan. Bagi remaja yang sering dikenal sebagai pemberontak berjiwa rapuh, dukungan dan pandangan orang tua sangatlah penting untuk diberikan agar bisa mendapat referensi terbaik dari orang-orang yang sangat mengenalnya.
Tentu saja, dengan gaya komunikasi yang disukai remaja, serius tapi santai. Semoga informasi mengenai pengertian kejiwaan yang dikaji dalam ilmu psikologi bermanfaat bagi Anda.