Waspadai Penculikan Anak
Ilustrasi penculikan anak
Penculikan anak makin marak. Hampir setiap hari kita dapat melihat berita-berita tentang penculikan ini di televisi atau membaca berita-berita sejenis di surat kabar-surat kabar.
Disadari atau tidak, gencarnya pemberitaan mengenai penculikan anak ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi memberikan informasi pada kita, namun di sisi lain menimbulkan perasaan stres dan paranoid. Cemas dan curiga berlebihan. Kita khawatir anak-anak kita akan menjadi korban penculikan.
Penculikan anak, seperti halnya tindak kriminal lain, dapat terjadi di mana saja, bahkan di tempat-tempat yang menurut kita aman. Pelakunya pun bisa siapa saja, tak selalu seperti tokoh penjahat yang sering muncul dalam film dan sinetron: berbadan besar, bertato, brewok, seram. Dalam beberapa kasus, pelaku penculikan anak bahkan tampak seperti orang baik-baik dari keluarga terhormat.
Modus Operandi Penculikan Anak
Ada banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya penculikan anak, di antaranya:
1. Uang tebusan
Pada kejadian ini, penculik meminta sejumlah uang tebusan pada orang tua atau keluarga korban. Jumlahnya pun biasanya cukup fantastis. Dan memang sebagian besar dari kejadian penculikan adalah bermotif meminta uang tebusan kepada orang tua si korban penculikan.
Kebanyakan dari anak yang diculik untuk motif ini adalah berasal dari kalangan yang kaya. Sehingga memang kasus penculikan yang dimaksudkan oleh si penculik adalah mendapatkan uang tebusan dari orang tua. Karena jika orang tua tak dalam kondisi yang mampu atau memiliki uang dan harta yang banyak maka sangat tidak memungkinkan untuk dapat memberikan uang kepada si penculik.
2. Dendam
Penculikan anak pun bisa dilakukan karena pelaku menyimpan dendam pada orang tua korban. Hanya karena pernah ditegur atau diberhentikan dari pekerjaan, maka anak pun dijadikan sasaran penculikan. Bisa disertai dengan pemerasan (meminta uang tebusan) atau bahkan pembunuhan.
Rasa dendam yang dirasakan ingin diungkapkan dengan menculik si anak dari orang tua dimana di pelaku menaruh dendam kepada orang tuanya. Terkadang ketika dendam sudah menkecamuk di dalam hati, akal dan pikiran sudah gelap dan tak dapat berpikir normal.
Bisa jadi yang diharapkan adalah orang tua si anak akan merasakan perasaan yang sakit dan khawatir karena si anak tidak berada di sisinya. Dan pada saat orang tua menghadapi perasaan yang seperti inilah, si penculik akan merasakan kebahagiaan di atas kesedihan yang diarasakan oran tua anak yang mereka culik.
3. Menguasai harta benda
Tak jarang penculikan anak terjadi karena pelaku ingin menguasai perhiasan atau harta benda si anak, seperti anting-anting, kalung, cincin, atau telepon seluler. Terkadang kita memang melihat ada beberapa anak yang memiliki penampilan yang berbeda dengan kawan sepermainannya.
Dengan penampilan yang mencolok ini maka akan menarik perhatian siapapun termasuk menarik hati seseorang untuk mendapatkan perhiasan yang dipakai si anak. Maka niat untuk menculik si anak akan timbul.
4. Perdagangan anggota tubuh
Penculikan anak, terutama dengan anak jalanan sebagai sasaran, dilakukan untuk mengambil organ tubuh tertentu yang akan djual dengan harga mahal kepada orang yang sangat membutuhkan organ tersebut. Penculikan ini dilakukan dalam sebuah sindikat yang besar dan rapi karena pengambilan organ tubuh tak dapat dilakukan oleh tangan yang tidak ahli.
Karena memang disadari atau tidak, di dunia medis memang dibutuhkan beberapa organ manusia jenis tertentu. Hal ini bisa jadi untuk operasi pencangkokan dan yang lainnya. Dan tentunya tidaklah mudah untuk mendapatkan organ tubuh manusia ini.
Untuk itu, bila ada yang dapat memberikannya atau bahkan menjualnya maka akan diberi harga dengan sangat mahal. Dan hal ini pun adalah sebuah ladang bisnis bagi sebagian orang yang tak bertanggung jawab. Merekapun menggunakan segala macam cara untuk dapat memperoleh organ manusia ini termasuk dengan cara penculik anak dan kemudian mengambil organnya.
5. Perdagangan anak (trafficking)
Modus operandi ini pun cukup santer terdengar. Anak-anak di bawah umur diculik untuk diperjualbelikan. Anak-anak usia dini dijadikan sebagai tenaga kerja dengan upah yang lebih murah.
Para penculik mereka tentunya telah memiliki jaringan yang cukup kuat dan tersebar di mana-mana. Sehingga tentunya mereka akan dengan mudah untuk mendapatkan pesanan sehingga semakin membuat marak kasus anak yang diculik untuk diperdagangkan.
Waspada!
Stres atau paranoid tak akan membantu kita terhindar dari penculikan anak. Akan tetapi, bukan berarti kita berpangku tangan saja dan baru panik jika penculikan anak sudah terjadi. Dalam banyak peristiwa, hal itu sudah terlambat. Sebagian anak yang diculik tak pernah ditemukan lagi.
Sebaiknya sejak dini kita ajarkan pada anak-anak kita untuk:
1. Tidak terlalu akrab dengan orang asing
Orangtua sering merasa bangga jika anak-anaknya dapat mudah bergaul dengan orang yang baru dikenal. Boleh bangga, tapi tetap waspada lebih-lebih jika anak mudah saja mengikuti orang yang baru dikenalnya.
Anak harus diberikan pengertian bahwa anak tidak boleh begitumudah untuk percaya kepada orang asing yang baru dikenal. Terlebih ketika ia diajak untuk pergi ke suatu tempat bersama orang asing tersebut.
Memang terkadang orang asing ini akan memberikan berbagai tipu daya untuk dapat menarik perhatian dari si anak sehingga anak dapat menuruti kemauannya atau mau untuk diajak pergi kemana pun. Jika anak sudah pada usia yang mengerti dengan nasehat orang tua maka benar-benar ditekankan bahwa anak tak boleh menerima pemberian apaun dari orang yang baru dikenal. Baik itu berupa makanan, minuman, ataupun benda yang lainnya.
2. Tidak mengenakan perhiasan mencolok
Perhiasan emas memang cantik, tapi bisa memancing tindak kejahatan. Jika ingin memakai perhiasan emas, pakai saja ketika ada acara khusus bersama orang tua, misalnya ke pesta. Di luar itu, sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan emas.
Karena perhiasan emas ini dapat menarik perhatian dan keinginan seseorang untuk mendapatkannya. Namun memang ada sebagian orang tua yang lebih suka jika anaknya memakai perhiasan yang mencolok. Untuk jenis orang tua yang seperti ini sebaiknya dapat menahan diri untuk tidak memakaikan perhiasan kepada anaknya. Karena dapat berakibat buruk bagi si anak.
3. Simpan ponsel
Sekarang ini, anak SD pun sudah dibekali ponsel dengan alasan untuk mempermudah komunikasi dan pengawasan orang tua. Benar. Namun sebaiknya pilih ponsel standar saja, bukan ponsel berharga mahal. Ajarkan juga agar anak tak memamerkan ponselnya itu pada orang lain.
Sebagian si anak menyimpan ponsel di alam tas dan tidak suka untuk memainkannya sambil berjalan di tepi jalan raya. Hal ini hanya akan menarik perhatian dari orang untuk memiliki ponsel tersebut dengan banyak cara seprti dengan menculik si anak.
4. Selalu memberi tahu jika hendak pergi
Biasakan anak untuk meminta izin jika hendak meninggalkan rumah, walaupun itu hanya untuk jajan di warung sebelah rumah. Hal ini akan menghindarkan orang tua untuk menjadi cemas ketika anak keluar rumah namun tidak segera pulang. Atau juga orang tua dapat dengan pasti mengetahui secara pasti kemana anaknya pergi.
5. Komunikasi terbuka
Ciptakan komunikasi terbuka dengan anak. Dengan mendengar cerita anak tentang peristiwa yang dialaminya sehari-hari kita akan tahu jika ada yang tidak beres. Terkadang ada orang tu ayang tak begitu mudah untuk dapat menjalin hubungan harmonis dengan anaknya. Namun hal ini adalah hal yang sangat penting untuk dijalin.
Dengan adanya rasa nyaman dan sikap percaya kepada orang tua maka anak akan menceritakan segala hal yang terjadi di dalam hidup mereka. Dan hal ini akan memudahkan orang tua untuk mengetahui keadaan anak dengan benar.
6. Waspada pada orang yang bekerja di dekatnya
Dalam beberapa kasus, penculikan anak dilakukan oleh baby sitter, pembantu rumah tangga, atau supir keluarga. Orang yang sudah dikenal pun harus tetap diwaspadai.
Karena sebagian besar kasus penculikan yang terjadi dilakukan oleh orang yang berada dekat dengan kehidupan si anak. Orang seperti ini akan memiliki akses yang lebih mudah untuk dapat bersinggungan dengan anak ataupun mengetahui rutinitas anak sehingga mudah untuk dilakukan penculikan.
Semoga Tuhan menjauhkan kita dari orang-orang yang berniat jahat pada diri kita dan keluarga kita. Dan tidak akan pernah terjadi kasus penculikan anak lagi.