Mengatasi Kelemahan Wanita
Ilustrasi kelemahan wanita
Kelemahan wanita dianggap sebagai salah satu penyebab penghambat karir seorang wanita dalam dunia kerja. Wanita kerap dianggap tidak mampu untuk menduduki posisi tertentu dan lebih condong untuk bekerja pada bidang yang menonjolkan feminisme saja. Padahal sebenarnya anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Kembali kepada wanita itu sendiri, apakah tetap ingin berada dalam zona yang dianggap sebagai orang nomer dua atau ingin merubahnya. Untuk merubahnya tentu saja bukan dengan cara teriak-teriak, melainkan dengan bergerak, berubah ke arah kemajuan sesuai dengan kemampuan anda sendiri.
Faktor lain yang selama ini dianggap menjadi kelemahan wanita sehingga menjadikan wanita kerap menduduki posisi nomor dua di antaranya masalah perasaan. Kodrat wanita yang memiliki perasaan lebih halus menjadikan wanita lebih sering mengedepankan masalah perasaan daripada logika dan rasionalitas dalam pengambilan keputusan. Tentu saja dengan memiliki perasaan yang lebih halus, selayaknya wanita bersyukur. Masalahnya adalah bagaimana mengelola perasaan itu sehingga menjadi keunggulan dan bukan sebaliknya menjadi kelemahan. Beberapa kasus di dunia kerja bisa diselesaikan dengan baik, justru dengan menggunakan perasaan yang halus. Sehingga yang tadinya diramalkan akan menimbulkan konflik, dengan mengedepankan perasaan justru akan bisa ditempuh win-win solution.
Selain itu, siklus menstruasi seorang wanita pun dijadikan sebagai faktor kelemahan wanita untuk tidak dimungkinkan melakukan jenis pekerjaan tertentu. Sebab, pada saat mengalami siklus menstruasi ini, seorang wanita secara alamiah sering mengalami kelabilan emosional. Sehingga, tak jarang hal ini menimbulkan emosi berlebih pada seorang wanita. Ya, memang demikianlah kenyataannya. Hampir kebanyakan wanita sering bermasalah ketika sedang datang bulan. Dan tentu saja dengan emosi yang tidak terkendali, membuat wanita akan melakukan kekeliruan-kekeliruan yang tidak perlu pada saat situasi penting. Tentu saja untuk mengatasi kegiatan bulanan ini tidak harus dengan mengambil cuti, melainkan bagaimana mengelola emosi yang kerap meletup-letup pada saat sedang datang bulan tersebut.
Fisik Merupakan Kelemahan Wanita
Selain masalah psikologis, kelemahan wanita lain adalah di bidang fisik. Banyak anggapan yang menyebutkan bahwa wanita tidak memiliki fisik yang sekuat kaum pria. Meski hal in dialami oleh sebagian besar pria, namun bukanlah sebuah kebenaran 100 persen. Sebab, dengan era emansipasi pada saat ini banyak pula wanita yang memiliki kekuatan fisik seperti seorang laki-laki. Hal ini dibuktikan pada bidang olahraga, di mana saat ini banyak juga olahraga yang dulu didominasi kaum pria, sudah dimainkan pula oleh kaum wanita. Seperti sepak bola, tinju atau angkat berat.
Dengan latihan secara rutin, kekuatan dan kebugaran fisik bisa ditingkatkan. Tentu saja bagi wanita untuk mengatasi kelemahan fisik tidak harus memporsir latihan sehingga anda berhasil membentuk tubuh anda seperti Ade Rai misalnya. Namun dengan melakukan latihan rutin, kebugran dan kekuatan fisik wanita akan lebih segar dan kuat. Dengan kesegaran dan kebugaran fisik itulah, wanita bisa mengatasi kelemahannya sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sedikit memerlukan tenaga. Dengan membuktikan bahwa kelemahan fisik itu bisa diatasi, anggap bahwa kelemahan wanita karena fisiknya lemah sedikit banyak akan mulai berubah.
Untuk membuktikan bahwa fisik menjadi salah satu kelemahan wanita, tidak harus dengan mengingkari kodrat kewanitaannya dengan berpenampilan seperti laki-laki, berotot, bahkan berharap kelak akan berkumis. Dengan perubahan fisik seperti itu, bukan mengatasi masalah kelemahan fisik tetapi mengingkari kodrat. Dunia pekerjaan yang selama ini identik dengan laki-laki, telah banyak didobrak perempuan. Sehingga tidak aneh lagi misalnya melihat seorang wanita menjadi sopir truk tronton tanpa kehilangan kehalusan dan kelembutan sebagai wanita. Tak sedikit wanita yang menjadi pekerja di pabrik-pabrik yang memerlukan kekuatan fisik tanpa harus kehilangan kelemah gemulaiannya. Mengatasi faktor fisik yang selama ini dianggap menjadi salah satu kelemahan wanita, cukup dengan melatihnya agar menjadi lebih bugar dan bertenaga, tidak perlu harus sampai berotot seperti Ade Rai.
Mengatasi Kelemahan Wanita
Dengan kondisi ini dan fakta yang ditunjukkan di bidang olahraga, menunjukkan bahwa pada dasarnya kelemahan wanita bukanlah halangan untuk berprestasi. Dalam bidang apa pun, wanita memiliki potensi dan hak yang sama dengan pria untuk meraih cita-citanya. Perbedaan wanita dan pria justru untuk saling melengkapi, bukan untuk saling menjatuhkan. Namun demikian emansipasi wanita jangan dijadikan tolak ukur untuk melakukan segala hal sehingga secara kodrati wanita kehilangan kelembutan dan kehalusannya. Wanita bisa berprestasi baik dalam bidang olahraga, pekerjaan, pendidikan dan sisi kehidupan lainnya dengan merubah persepsi yang keliru tentang wanita, dengan cara menunjukkan prestasi tanpa harus kehilangan kewanitaannya.
Boleh saja wanita dianggap memiliki kelemahan. Namun jangan sampai kelemahan itu untuk diratapi sehingga kehilangan banyak kesempatan untuk berprestasi. Sebaliknya bagaimana cara untuk mengatasi semua kelemahan tersebut dan menjadikannya sebagai modal untuk meraih prestasi. Bagaimana mengatasi kelemahan itu menjadi titik berangkat untuk meningkatkan prestasi dalam bidang apapun.
Ada beberapa hal yang perlu selalu diingat untuk mengatasi atau merubah anggapan bahwa wanita itu lemah dibanding pria, antara lain :
- Proses penggunaan perasaan dalam pengambilan keputusan hendaknya dikelola agar tidak menghilangkan unsur rasionalitas dalam proses tersebut. Namun, ubahlah tingkat perasaan tersebut sebagai modal untuk meningkatkan kewaspadaan pada saat seseorang mengambil sebuah keputusan. Dengan belajar bagaimana mengelola perasaan dan melatih terus ketajaman rasio anda, banyak wanita yang berhasil menduduki posisi puncak tanpa harus kehilangan unsur-unsur kodrati kewanitaannya.
- Sikap lemah lembut yang banyak menjadi karakter wanita, hendaknya dikelola sebagai sebuah modal untuk menumbuhkan rasa sabar. Hal ini merupakan sebuah nilai lebih kaum wanita daripada pria yang banyak mengedepankan emosi dalam setiap permasalahan yang dihadapi mereka. Dalam beberapa hal, kelemah lembutan ini justru menjadi salah satu karakter yang baik ketika terlibat konflik. Bahkan dengan kelemah lembutan ini pula banyak wanita yang berhasil mencapai jenjang pekerjaan tinggi, terutama dalam bidang sales atau marketing. Namun jangan sampai kelemah lembutan itu dijadikan senjata untuk mengobral diri, hanya karena ingin mencapai target tertentu dalam sebuah penjualan misalnya.
- Tumbuhkan keyakinan dalam diri seorang wanita, untuk sadar bahwa kekuatan fisik bukanlah penentu keberhasilan. Melainkan hanya salah satu penentu keberhasilan namun bukan satu-satunya penentu. Sehingga, meski pun secara fisik wanita banyak yang lemah namun bukanlah hambatan untuk bisa meraih sukses.
- Wanita yang dianugerahi kreativitas harus mampu mengembangkannya menjadi sebuah peluang untuk meraih keberhasilan. Selain itu, peran wanita di Indonesia yang lebih banyak sebagai ibu rumah tangga merupakan sebuah modal karena banyak waktu luang yang tersedia dan fleksibilitas bekerja. Belakangan justru banyak pihak yang mulai mengapresiasi kepada ibu rumah tangga yang mulai menjalankan bisnis tanpa meninggalkan rumah. Dengan banyak waktu luang di rumah, wanita bisa melakukan banyak hal, memanfaatkan hubungan baik, memanfaatkan teknologi dan lain sebagainya sebagai salah satu modal untuk berkarya. Terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga, namun sukses menjadi pengusaha tanpa harus meninggalkan rumah dan kehilangan waktu untuk mengurus rumah tangga. Dari sisi ini sebenarnya wanita adalah makhluk yang kuat.