logo anne ahira
AnneAhira.com    Referensi    Ilmu Sosial    Politik dan Pemerintahan
Loading...

Isu Politik, Pembelajaran Menuju Kedewasaan Politik


Loading...

Ilustrasi isu politik 

Orang sering kali berpikir berdasarkan apa isu yang ditiupkan oleh orang lain. Terkadang isu itu sendiri dilemparkan oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba. Kebenaran sebuah isu tidak ada, tetapi apa yang telah dilakukan dengan adanya isu itu bahkan kadang kala telah menimbulkan korban yang tidak sedikit. Entah siapa yang salah dan siapa yang senang. Yang pasti adalah bahwa suatu kerugian yang sangat besar ketika kehidupan bertumpuh pada isu yang dihembuskan oleh orang lain. Apalagi kalau hal itu hanya berkaitan dengan isu politik.

Isu yang Merugikan

Mengapa orang begitu ingin tahu tentang segala hal yang menyangkut satu kekuasaan? Keinginan untuk berkuasa itu telah menjadi satu ciri manusia. Mereka ingin sekali berkuasa. Dengan berkuasa, mereka berpikir bahwa mereka bisa melakukan banyak hal termasuk mendapatkan harta yang banyak. Dengan harta yang berlimpah itu mereka bisa melakukan apa saja termasuk membeli rasa percaya dan kehormatan orang lain. Memang ada yang berusaha menjadi seorang pemimpin yang berkuasa karena ingin memberikan yang terbaik kepada rakyat, tetapi pemimpin seperti ini sangat sedikit jumlahnya.

Pada saat kekuasaan itu akan diperebutkan, maka akan banyak sekali isu yang dihembuskan. Mulai dari isu SARA hingga isu hitam yang kebenarannya masih jauh dari api dari panggang. Tetapi apa yang dirasakan orang banyak adalah kemungkinan isu itu memang benar. Emosi akan sangat mudah tersulut karena isu-isu yang dianggap benar. Betapa jahat dan berdosanya orang-orang yang menyebarkan isu yang tidak benar itu. Kalaupun isu itu tersebar karena disengaja agar mendapatkan simpati dari orang lain, maka isu itu tetap saja tidak bisa dibenarkan. Bagaimana kalau rakyat menjadi marah akibat isu yang dihembuskan itu? Intinya isu itu tidak perlu ada.

Berebut kekuasaan boleh asalkan niat mendapatkan kekuasaan itu untuk sesuatu yang baik dan indah. Sesuatu yang baik memang harus diperjuangkan. Kalau orang baik tidak mau bertarung dalam perebutan kekuasaan, maka siapa yang akan menjadi pemimpin yang baik nantinya. Orang baik itu harus didukung agar pemerintahan dan kekuasaan yang akan diraih direbut oleh orang baik. Pasti akan sangat mudah bergerak dan melakukan kebaikan manakala pemimpin itu baik. Kalau pemimpin tidak baik, pemerintahannya pasti tidak baik. Akan sangat sulit berbicara kebaikan dengan orang yang tidak baik. Orang-orang yang telah keluar uang banyak, pastinya ingin uangnya kembali bahkan lebih banyak lagi. Kalaupun ada orang yang ikhlas mendukung satu pencalonan tanpa mengharapkan apa-apa, hal itu tentunya dilakukan untuk calon pemimpin yang dipercaya akan melakukan kebaikan. Sayangnya, sangat sulit bersatu dengan orang baik ini karena mereka ditakuti oleh banyak orang.

Calon Pemimpin Baik dan Tegas, Ditakuti

Apa yang terjadi dengan pencalonan Amien Rais adalah satu contoh sulitnya menjadikan seseorang yang bersih menjadi seorang pemimpin di negeri ini. Ada satu ketakutan kalau Amin Rais menjadi pemimpin bangsa, maka pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi lebih cepat. Orang banyak yang telah diuntungkan oleh gerakan KKN ini pasti tidak mau hal tersebut terjadi. Mereka berusaha menghembusan berbagai isu miring dan membuat satu pencitraan yang bagus bagi calon pemimpin yang sekiranya bisa diajak bekerja sama.

Terbukti akhirnya, SBY memenangkan pertarungan itu. Namun, diakhir detik-detik pemerintahannya, rakyat menjadi saksi kebobrokan partai yang dipimpin oleh SBY. Para motor penggerak partai ini ternyata begitu banyak yang menjadi tersangka korupsi. Hal ini tidak hanya terjadi di pusat, tetapi juga di daerah. Satu per satu pucuk pimpinan partai diciduk dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hokum. Orang yang dahulunya dianggap bersih karena kata-katanya yang memang mencerminkan pemimpin yang bersih, ternyata tak bisa membuktikan semua yang telah dikatakannya.

Bahkan bintang iklan korupsi yang dalam iklan tersebut dengan tegas menolak korupsi, ternyata adalah seseorang yang telah menjadi pembohong public dan menjadi tersangka korupsi. Isu indah tentang orang-orang yang kini menjadi tersangka korupsi itu memang benar-benar luar biasa. Mereka mampu membohongi diri sendiri. Mereka tampil dengan penuh pesona yang mematikan. Tetapi ternyata apa yang terlihat itu tak lain hanyalah satu polesan yang diberikan kepada para pelakon panggung sandiwara. Partai yang tadinya ingin menjadi lokomotif pemberantas korupsi ternyata adalah partai yang melakukan korupsi sendiri.

Isu Untuk Tahun 2014

Pemilu 2014 Indonesia untuk menggantikan rezim yang dipimpin oleh presiden Susilo Babang Yudhyono masih sangat jauh untuk dibicarakan pada saat ini. Tapi berbagai isu politik sudah mulai bertebaran. Bahkan, sejak beliau baru saja terpilih menjadi presiden untuk periode tahun 2009-2014. Isu-isu tersebut mungkin sengaja disebarkan agar keadaan politik semakin seru atau tidak sengaja disebarkan, itu bukan sesuatu yang berbeda. Isu itu telah menjadi satu santapan yang manis dan lezat sekali bagi orang-orang yang ingin terus bermain dalam lingkar politik.

Isu politik yang sangat kuat terjadi saat penyelesaian kasus Bank Century. Kasus tersebut menyeret dua nama, yaitu wakil presiden, Boediono dan menteri keuangan Sri Mulyani, menjadi sasaran bagi lawan politik pemerintah. Saat ini lingkaran politik yang terbentuk di pemerintahan berada pada beberapa partai koalisi, yaitu Partai Demokrat, Golkar, PKS, PAN, PKB, dan PDI Perjuangan. Hingga saat ini orang-orang yang bermain dalam lingkar uang yang ada dalam kasus Century ini tidak jelas dan bahkan semakin kabur. Semangat pengungkapan kasus ini sendiri seakan menguap begitu saja. Ketegangan ketika apakah akan melanjutkan penyelidikan atau tidak juga menjadi salah satu berita santer yang ternyata ceritanya tak berujung ceria.

Semua orang yang terlibat tentu saja tidak mau berjalan ke penjara sendirian. Ia pasti menyeret orang-orang yang ia tahu terlibat. Ternyata mereka lebih mau menghadapi pengadilan Ilahi daripada pengadilan dunia yang belum tentu adil. Apalagi saat ini. Pengadilan di Indonesia itu penuh dengan kehitaman noda-noda korupsi dan kolusi yang tak ada ujungnya. Bayangkan kalau untuk terlepas dari satu jerat hokum, harganya minimal 30 juta. Itu untuk kasus kecil. Kalau kasus besar, harga hukuman bisa mencapai miliaran rupiah. Orang sudah lupa bahwa keberkahan hidup akan hilang karena keserakahan dan dosa yang dibuat terus-menerus.

Tapi koalisi pemerintahan secara politik tak terlihat di dewan perwakilan rakyat atau DPR. Hal ini tentunya sangat wajar, mengingat dinamika politik menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk menjaga hal yang dinamakan demokrasi. Puncak demokrasi memang kerap terjadi dengan perbedaan pendapat dalam kegiatan politiknya. Jika melihatnya dalam kasus Century tentunya kita tahu bahwa Boediono, dan Sri Mulyani adalah sosok yang sangat jauh dari politik. Mereka adalah orang profesional sesuai di bidang mereka masing-masing. Tapi isu politik yang membuat mereka berdua seakan-akan terpenjara dalam kurungan politik.

Kasus century sebenarnya tidak perlu dijadikan sebagai bahan untuk isu politik. Karena tema dari kasus Bank Century sangat erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi dan ketentuan hukum tentang dugaan adanya dana yang dikorupsi hampir sekitar Rp 6,7 triliun tersebut. Isu  ini disebarluaskan oleh para wakil rakyat untuk "menguji" kekuatan pemerintah. Tampaknya, isu ini masih akan menjadi sesuatu yang dibicarakan secara lebih terbuka untuk memastikan bahwa partai yang berkuasa saat ini tidak akan bisa berkuasa lagi. Semoga saja pengganti partai ini nantinya mampu membuktikan bahwa mereka mampu membuat pemerintahan yang bersih yang sesungguhnya.

Kasus Lain yang Menjadi Isu Hangat

Sampai saat ini, kasus Bank Century memang masih berjalan dan dalam proses penyelidikan pihak yang berwajib, seperti polisi, kejaksaan, dan tentunya KPK. Isu politik yang masih panas saat ini yang bisa disimak ada dua hal, yaitu:

1. Pernyataan Presiden Tentang Monarki Yogyakarta

Meskipun banyak kalangan yang mengatakan bahwa "presiden salah kaprah" dalam mengatakan Yogyakarta adalah sebuah provinsi yang menganut sistem monarki. Tapi sebenarnya, ini merupakan sebuah wacana politik yang berkembang sehingga akhirnya memunculkan berbagai macam isu.

Di pemilu 2009 yang lalu Sri sultan selaku raja keraton dan gubernur mencalonkan diri sebagai seorang presiden, dan jangan dilupakan pula Sri sultan sangat dekat dengan beberapa tokoh politk dari partai PDI-P. Hal inilah yang membuat isu politik bahwa presiden SBY sedang menguji calon-calon lawan politiknya pada pemilu di tahun 2014. 

2. Kasus gayus Si Mafia Pajak

Isu  dunia politik yang masih hangat tentu saja kasus mafia pajak yang salah satu pionirnya adalah Gayus Tambunan. Berita ini masih sangat hangat untuk dibicarakan. Gayus dituding pernah bekerjasama dengan salah satu tokoh politik dan bos besar sebuah perusahaan yang menjadi penggerak ekonomi. Kasus Gayus ini juga sengaja didesain untuk dibelokkan oleh beberapa kelompok dan oknum-oknum tertentu. Isu ini merambah ke arah politik ketika adanya tudingan-tudingan tertentu bahwa para mafia pajak tersebut merupakan bagian dari beberapa politik tertentu. Sampai saat ini, kasus-kasus besar di Indonesia kerap dikaitkan dengan isu-isu politik.

 

 

Tolong di SHARE :
Tweet
Loading...
Artikel Terkait
  • Politik Partai Kedaulatan
  • Lembaga Negara di Indonesia
  • Harmonisasi Hubungan Indonesia dan Belanda
  • Ekonomi Politik Pembangunan Indonesia
  • Menakar Sistem Politik Demokrasi Indonesia
  • Pembagian Kekuasaan Negara
  • Memahami Sistem Pemerintahan Indonesia
  • Perang Rusia VS Amerika dalam Berbagai Hal
  • Kebijakan Pemerintah Daerah dan PKL
  • Partai dan Politik dalam Pemerintahan
  • Demokrasi Pancasila Adalah Demokrasi Bangsa Indonesia
  • Membangun Sikap Positif Terhadap Pelaksanaan Demokrasi
  • Penerapan Sistem Politik Di Indonesia
  • Pengertian Penduduk Sebagai Warga Negara
  • Penyebab Kemiskinan di Indonesia
Loading...


Beranda | Privacy