Bayi Alergi, Gejala dan Penanganannya
Ilustrasi bayi alergi
Anak merupakan harta yang paling berharga bagi setiap orang tua. Orang tua akan selalu menjaga dan melindungi anaknya terlebih bila sedang sakit. Bila mendapati buah hatinya sedang sakit, orang tua akan selalu berusaha untuk mencarikan pengobatan yang terbaik.
Apalagi bila anak tersebut masih berusia bayi atau balita, kecemasan orang tua akan sangat luar biasa karena bayi umumnya belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sakit pada bayi tidak jarang disebabkan oleh alergi bayi. Bayi alergi tentu hal yang tidak diharapkan orang tua.
Alergi merupakan suatu proses inflamasi yang bukan hanya berupa reaksi cepat dan lambat, tetapi juga proses inflamasi kronis yang dipengaruhi oleh lingkungan, faktor genetik, dan pengontrol internal. Ahli alergi modern berpendapat bahwa serangan alergi berdasarkan target organ atau sasaran organ.
Tentang Alergi
Alergi sebenarnya bukanlah penyakit, namun reaksi penolakan tubuh atas stimulasi atau rangsangan dari luar ataupun dari dalam tubuh bayi. Penyebabnya bisa bermacam-macam.
Zat penyebab alergi disebut dengan allergen. Reaksinya disebut dengan alergi. Sedangkan zat-zat yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melawan serangan alergi disebut dengan zat histamine.
Alergi merupakan kejadian biasa, tapi tak bisa ditangani dengan cara biasa. Apabila tidak ditangani secara baik, maka dampak dari alergi kulit ini dapat merambat ke mana-mana. Penyebabnya dapat bermacam-macam.
Seperti akibat kondisi cuaca, volume udara, serta kelembaban yang tidak stabil pada iklim di Indonesia. Sehingga bukan hanya alergi saja, lebih jauh lagi dapat memunculkan berbagai penyakit lainnya.
Tingkat reaksi alergi pada manusia dewasa tentu saja akan berbeda dengan reaksi alergi yang ditunjukkan oleh kanak-kanak. Terutama pada bayi. Karena bayi termasuk kelompok yang cukup rentan terhadap serangan alergi. Bayi alergi, dapat timbul dari luar tubuh, yang muncul dari dalam tubuh bayi, ataupun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Alergi pada Bayi
Bayi alergi terjadi jika sistem imunitasnya tidak mampu mengatasi akibat negatif dari kontak dengan allergen, yaitu zat penyebab alergi. Bila tubuh bayi bersentuhan dengan allergen melalui pernapasan, sentuhan, makanan, atau suntikan, ia akan mengeluarkan zat histamine dan bahan-bahan kimia lainnya untuk melawan serangan tersebut
Alergi yang terjadi pada bayi bukan sebuah penyakit namun reaksi biasa. Yang berhubungan dengan masalah kekebalan tubuh. Tubuh bayi bereaksi atas paparan, terpaan atau kontak langsung. Atas benda-benda asing yang menjadi penyebab reaksi. Penyebab alergi biasanya adalah karena faktor keturunan, makanan, dan faktor dari luar tubuh bayi, seperti cuaca, iklim dan lain sebagainya.
Para orang tua harus jeli menangkap gejala-gejala alergi dan menanggapinya dengan serius, karena alergi bisa berdampak fatal pada kesehatan bayi. Beberapa jenis alergi yang paling sering dialami bayi adalah alergi kulit, alergi susu, alergi makanan, dan alergi terhadap suatu zat. Tanda-tanda yang sering timbul adalah gatal-gatal, muntah, pucat, kemerahan pada kulit, kadang-kadang diare, bahkan kesulitan bernapas.
Bayi Alergi Akibat Asupan Susu
Bayi alergi susu bisa terlihat dengan kemunculan rasa gatal pada kulit wajah dan tangan. Lidah dan langit-langit mulut bayi pun akan berubah warna menjadi putih. Bahkan, bayi bisa menderita mencret. Penyebab alergi ini adalah bayi sangat sensitif (intoleran) terhadap susu formula, baik yang berbahan dasar susu sapi maupun susu kedelai.
Untuk mengatasi masalah ini, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendiskusikan pilihan susu yang tidak menyebabkan alergi. Sangat disarankan pula untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi Anda.
Dewasa ini banyak sekali dijual di mall-mall maupun supermarket, susu bayi yang jenisnya menyesuaikan dengan kebutuhan si bayi. Ada susu untuk bayi normal, susu bayi yang rendah lemak dan glukosa, susu bayi anti diare, dan susu bayi instan dan formula pada umumnya.
Kini orangtua dapat dengan leluasa memilihkan susu untuk bayi sesuai dengan kondisi kesehatan buah hati, juga sesuai dengan kemampuan kocek Anda pula tentunya. Karena begitu banyak pilihan jenis susu, merk susu dengan varian harga yang cukup kompetititf.
Alergi Makanan
Alergi makanan sering terjadi pada bayi dibandingkan dengan orang dewasa. Bayi alergi terhadap makanan disebabkan karena belum sempurnanya saluran cerna yang terdapat pada bayi.
Pada usia bayi, umumnya saluran cerna belum matang dalam menjalankan fungsinya. Biasanya setelah usia 2 tahun saluran cerna pada bayi akan berangsur membaik karena seiring bertambah usia maka kinerja saluran cerna menjadi lebih matang.
Kasus alergi yang sering terjadi pada bayi yakni disebabkankan dari susu sapi. Sekitar 2% anak di usia pertama, alergi terhadap susu sapi karena 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran menggunakan bahan dasar susu sapi. Gejala yang timbul pada saat terjadi alergi pada bayi antara lain:
- Gangguan saluran cerna yang mempunyai ciri-ciri muntah, kembung, cegukan, sering buang angin, rewel, gelisah pada malam hari dan sering buang air besar (lebih dari 3 hari dalam sehari), pusar menonjol, feses berwarna hijau gelap dan berbau tajam.
- Lidah berjamur dan air liur yang berlebihan, bibir terlihat kering dan mengelupas.
- Kulit yang sensitif yakni sering timbul bintik kemerahan di daerah pipi, kuping, dan daerah kulit yang bersifat lembap.
- Nafas grok-grok disertai batuk pada malam dan pagi hari.
- Sering bersin, pilek, mata sering berair, dan sering terdapat kotoran mata.
- Sering berkeringat dengan cara yang berlebihan.
- Pembesaran kelenjar pada leher dan kepala belakang bagian bawah.
Alergi Akibat Lingkungan Sekitar
1. Udara
Alergi pada kulit ditunjukkan dengan bintik-bintik atau ruam berwarna kemerahan pada lipatan-lipatan kulit bayi. Penyebabnya adalah udara panas dan lembap di beberapa bagian tubuh, misalnya paha, ketiak, pantat, leher, dan sebagainya.
Oleh karena itu, apabila bayi Anda banyak berkeringat, sering-sering membasuh lipatan-lipatan kulitnya dengan lap basah yang diikuti dengan pengeringan menggunakan handuk. Penggunaan bedak juga bisa membantu menyerap keringat berlebih.
2. Debu
Alergi debu sangat lazim ditemui, karena partikel-partikelnya menempel di barang-barang yang ada di sekitar bayi, meskipun kita telah mengupayakan lingkungan sebersih mungkin. Alergi debu menyebabkan bersin-bersin dan gatal pada hidung serta mata berair. Untuk mengatasinya, Anda bisa meningkatkan standar kebersihan untuk tempat tinggal bayi dan berkonsultasi dengan dokter untuk penggunaan obat.
3. Serbuk Sari (pollen)
Alergi serbuk sari (pollen) dan spora jamur banyak terjadi pada bayi-bayi yang tinggal di daerah pesawahan atau peternakan. Serbuk sari dan spora jamur bisa menimbulkan reaksi alergi berupa pilek. Anda sebaiknya rutin membersihkan rumah dengan alat penyedot debu dan menggunakan tudung kelambu bagi tempat tidur bayi.
Tips Untuk Mengetahui dan Mencegah Bayi Alergi
Untuk mengetahui secara jelas mengenai alergi, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau klinik-klinik kesehatan. Anda juga bisa membawa bayi untuk melakukan tes alergi di laboratorium atau prick test.
Dalam tes tersebut, esktrak allergen akan dimasukkan ke dalam kulit bayi menggunakan jarum. Dengan demikian, bisa diketahui zat apa saja yang tidak bisa ditolerir oleh tubuh buah hati Anda.
Apabila bayi Anda rentan terhadap alergi, maka akan muncul ruam merah pada kulit yang disuntikan allergen suspect tadi. Pada luas area tertentu, akan mudah diketahui bayi alergi atau tidak terhadap allergen suspect tersebut. Tetapi bila tidak melampaui area tertentu, maka bayi aman dari reaksi alergi.
Penanganan
Penanganan bayi alergi dapat dilakukan dengan memeriksakan bayi dan mencari penyebab terjadinya alergi tersebut. Contohnya, ketika bayi alergi pada jenis makanan seperti susu formula merek tertentu, maka mengganti jenis susu formula merupakan hal yang perlu dilakukan.
Namun, para orang tua hendaknya jangan khawatir. Seiring dengan bertambahnya usia maka alergi yang terjadi pada anak akan berkurang. Berikut ada beberapa tips berguna bagi Anda yang masih memiliki balita.Kulik informasinya sebagai berikut:
- Mengenali jenis kulit bayi. Dan harus selektif dalam memilih perlengkapan mandi bayi. Pilihlah perlengkapan shampoo, sabun mandi, body cologne, bedak, dan hair cologne yang sesuai dengan jenis kulitnya. Apakah kulit kering, lembab, atau berminyak. Meski rata-rata kulit bayi terjaga kelembabannya.
- Kurangi intensitas membawa bayi keluar rumah atau ruangan. Hindari pula membawa bayi saat waktu-waktu tertentu. Semisal saat malam hari, atau dini hari. Karena suhu pada saat tersebut sangat ekstrim.
- Selalu jaga kebersihan bayi dan lingkungannya. Baik tempat tidur, pakaian yang dikenakan.